Sekapur Sirih

Pada saat ekspansi kekuasaan oleh kerajaan Majapahit ke Bali, ekspedisi Majapahit dipimpin oleh Mahapatih Gajah Mada ditemani oleh Arya Dhamar /Adityawarman beserta adik adiknya yang merupakan kesatria keturunan kediri yang terdiri dari Arya Kenceng, Arya kuta Waringin, Arya Sentong, dan Arya Belog.

Masing-masing kesatria tersebut memimpin pasukannya menyerang dari segala penjuru mata angin. Setelah Bali berhasil ditaklukan oleh Mahapatih Gajah Mada, Arya Damar kembali ke Majapahit, kemudian diangkat sebagai Raja di Palembang. Adik-adik beliau ditempatkan sebagai Raja di masing-masing daerah di Bali seperti Arya Kenceng di Tabanan, Arya Belog di Kaba-kaba dan sebagainya.

Arya Kenceng di Tabanan kemudian melahirkan keturunan dinasti Raja Raja Tabanan. Dalam perjalanan sejarahnya, Arya Kenceng juga berperan dalam mendirikan kerajaan Badung yang dalam masa penjajahan Belanda sangat gigih menentang pemerintahan Hindia Belanda di Bali, sehingga meletus perang yang terkenal dengan perang Puputan Badung. Karena merasakan adanya kedekatan hubungan darah dan tali persaudaraan yang kuat antara Raja Tabanan dan Raja Badung, sehingga dalam perang Puputan Badung tersebut, Raja Tabanan Ida Cokorda Rai Perang tewas muput raga/menusuk diri di daerah Mengwi pada tahun 1906, karena Raja Tabanan Ida Cokorda Rai Perang mendengar bahwa Raja Badung telah wafat dalam perang Puputan Badung dan beliau tidak mau tunduk kepada Belanda dan begitu pula dengan Putra mahkota Raja Tabanan KI Gusti Ngurah Gede Pegeg, juga ikut muput raga/menusuk diri bersama ayah beliau. Begitu besar rasa ikatan persaudaraan dan pertalian darah antara Raja Badung dan Raja Tabanan hingga berakhir dengan bunuh diri sehingga di Puri Agung Tabanan kemudian hanya tersisa 2 dua orang Putri Raja dari permaisuri yakni Sagung Ayu Oka dan Sagung Ayu Putu. Karena Kerajaan Tabanan dianggap memihak Kerajaan Badung dan tidak mau tunduk kepada Pemerintah Hindia Belanda, maka Puri Agung Singasana dan Puri Oka Tabanan (Puri Kanginan) dibumi hanguskan oleh oleh Belanda. Kemudian dalam perlawanan melawan Belanda, seluruh keluarga Puri Oka mengungsi kedaerah Penebel, hingga akhirnya mendirikan kembali Puri Oka Tabanan di Desa Jegu Kecamatan Penebel. Sedangkan Putri Raja masing masing Sagung Ayu Oka kemudian menikah dengan Mr. Kramer seorang Klerk Kontrolir Belanda, dan Sagung Ayu Putu menikah dengan Ki Gusti Ngurah Anom, di Puri Anom Tabanan.

Dalam masa penjajahan Belanda, Pemerintah Hinda Belanda kemudian membentuk suatu daerah otonomi yang dipimpin oleh seorang self bestur. Daerah kekuasaan self bestur ini disesuaikan dengan pembagian kerajaan sebelumnya. Untuk wilayah Tabanan dan Badung self bestur diberi gelar Ida Cokorda, Gianyar Ida Anak Agung dan sebagainya...

Disadur dari berbagai sumber






Wednesday, June 25, 2008

MEMBERI UANG JAJAN..? ADA ATURANNYA LHO..!

hanyawanita.net

Bila ditanya berapa jumlah uang jajan pertama kali yang Anda terima sewaktu sekolah, masih ingatkah Anda? Mungkin sebagian besar dari Anda lupa. Yang Anda ingat mungkin hanya perasaan betapa senangnya pegang uang dan bisa pilih jajanan sendiri.
Kini ketika sudah waktunya memberi uang jajan pada anak Anda, sekelebat dua kelebat kenangan itu akan kembali muncul di benak Anda. Tapi tidak disangkal, pasti Anda juga mempunyai kekuatiran akan penyalahgunaan uang jajan itu oleh si buyung dan upik.

Sebenarnya, ketika anda mulai memberikan anak uang saku, ia akan mulai mempelajari pelajaran berharga mengenai bagaimana menggunakan uang dengan bijaksana. Sebelum mulai memberinya, jelaskan bagaimana menggunakan uang, bagaimana ia sebaiknya membelanjakan uang, dan resiko kalau terlau banyak belanja, dan berapa banyak sebaiknya ditabung. Ada baiknya ada intip sedikit petunjuk untuk memberikan uang saku di bawah, paling tidak, sebagai nilai yang nantinya akan Anda tanamkan untuk mereka.

Cukup ditabung, tapi tidak untuk jadi konsumtif
Berikan cukup uang saku secukupnya untuk mendorong menabung tetapi jangan terlalu besar sehingga anak jadi konsumtif. Menabung sekalipun hanya Rp. 500 per hari akin mengajarkannya memprioritaskan dan merencanakan mesa depan.

Daily
Atur untuk memberikan uang saku harian dan tetap konsisten. Jangan terlambat memberikan uang saku, karena itu akan membuyarkan kesan disiplinnya. Bimbing anak anda merencanakan pengeluaran diakhir pekan.

Kontrol kendali jajan
Berikan aturan apa yang ia dapat beli dan yang tidak. Barang-barang tertentu seperti junk food dan video game yang mengandung kekerasan sebaiknya dilarang

Awasi pengeluaran
Cara terbaik mengawasi pengeluarannya tanpa terlalu mengatur adalah memberikannya buku pengeluaran sehingga anda memeriksanya secara teratur.

Special Condition
Jangan terkejut atau khawatir jika anak anda kadang-kadang kelebihan pengeluaran dan meminta kembali uang saku belum waktunya. Ini bisa terjadi karena ada sesuatu yang tidak diduga atau penting muncul atau ia mungkin membuat kesalahan dan perlu bantuan untuk menyelesaikannya. Jangan memarahinya atas kesahan tersebut. Anggap saja sebagai pengalaman belajar

Jangan gunakan uang saku untuk menghukum atau penghargaan. Jika anak melakukan kesalahan, jangan cabut hak dia mendapatkan uang saku. Cari hukuman yang sesuai dengan kesalahan yang ia lakukan. Dan bila Anda ingin memberikan penghargaan atas pekerjaan rumah, berikan terpisah dari uang saku.
Jadi, anak disiplin berasal dari ibu bijaksana

KETIKA KOMANG JADI NYOMAN


Oleh Luh De Suriyani
Komang Supadmi, perempuan 24 tahun ini berubah namanya menjadi Nyoman Supadmi pada hari kelahirannya, 14 Mei lalu. Saat itu adalah malam Tumpek Wayang. Suatu malam jelang hari raya umat Hindu memuja Dewa Pasupati, manifestasi Tuhan sebagai penguasa mahluk hidup.
Tak hanya nama, wataknya dan jiwanya juga diruwat. Pikiran dan perilakunya dipertajam untuk lebih baik. Prosesi wayang yang disebut Nyapu Leger ini berlangsung pada malam hari. Katika manusia yang lahir saat atau menjelang Tumpek Wayang dianggap membawa mala atau penderitaan sejak lahir.
Tradisi ini diilhami oleh cerita dewa-dewi yang diyakini umat Hindu di Bali. Dalam cerita disebutkan siapapun yang lahir pada jelang atau saat Wuku Wayang (istilah dalam penanggalan Bali, biasanya jatuh pertengahan Mei) akan dimakan oleh Sang Kala, manifestasi Siwa. Tragisnya, adik Dewa Siwa yakni Sang Kumara lahir pada Wuku Wayang.
I Gusti Lanang Oka, 60 tahun, seniman dalang dan pemimpin agama menceritakan karena tak ingin dimakan Sang Kala, Dewa Kumara lari. Suatu malam ia jatuh di kaki seorang dalang wayang kemudian minta perlindungan. Oleh dalang itu, disuguhkanlah sesajen atau yadnya untuk Sang Kala hingga hilanglah kemarahannya pada Kumara. Karena itu manusia yang lahir pada Wuku Wayang biasanya diruwat oleh dalang wayang untuk menghilangkan kelamarahan yang dibawa Sang Kala ketika lahir. Upacara itu disebut Nyapu Leger.
Nyapu Leger juga berasal dari Bahasa Kawi (Jawa Kuno) yang berarti menghilangkan lingkaran kelahiran. Nyapu artinya membersihkan, dan leger artinya lingkaran kelahiran.
Berdasarkan kitab suci Siwa Tattwa dinyatakan bahwa mereka yang lahir pada Wuku Wayang mempunyai peluang untuk keluar dari “samsara” yaitu kelahiran yang berulang-ulang. Untuk itu maka ia harus bersujud kehadapan Siwa menerima anugrah itu, melalui manifestasi-Nya, Bhatara Kala.
Upacara Nyapu Leger ini dilaksanakan dengan menyediakan aneka sesajen yang jumlahnya sangat banyak. Inilah yang membuat mertua Nyoman Supadmi bingung. Ia mengaku tak mampu membuat sesajen atau banten itu sendiri karena sangat ruwet. Dikeluarganya juga tak ada yang bisa membuat, karena upacara ini sangat khusus, tidak dilakukan oleh tiap orang Bali.
Seperti biasa, banten seperti ini harus dibeli di penjual banten berpengalaman. Ariani membelinya dengan harga Rp 5,5 juta termasuk banten dan pertunjukkan wayang kulit yang menjadi gong dari acara ini. Ariani yang pedagang nasi di Pasar Badung, pasar tradisional di Bali ini meminjam uang di koperasi untuk memenuhi semua kebutuhan upacara Manusia Yadnya (upacara untuk manusia) ini.
Ia berusaha terus menawar harga dari pedagang banten. Namun harga kebutuhan pokok, yang menjadi bahan utama banten di Bali seperti telor dan beras saat ini harganya meningkat drastis. Salah satunya karena polemik harga bahan bakar minyak dan inflasi tinggi di Indonesia.
Jadilah Ariani harus menerima harga yang tak bisa ditawar itu. Pada pagi hari, gunungan banten telah sampai di rumahnya. Banten ini sampai diangkut oleh tiga mobil pick-up. Banten-banten itu lalu disusun sesuai dengan urutan dan syaratnya. Oya, Ariani harus menambah babi guling untuk melengkapi bantennya. Untuk ini, ia harus mengeluarkan ongkos tambahan. Belum lagi makanan dan minuman untuk tamu-tamu, keluarga, kelompok seniman wayang, dan pemimpin upacara nanti.
Hal ini lumrah dilakukan oleh penyelenggara upacara di Bali. Konsep upacara di Bali yang dilakukan secara gotong royong, membuat kebutuhan logistik juga harus memadai. Apalagi jika tuan rumah membuat banten sendiri, niscaya acara jamuan ini bisa dilakukan selama 3 hari sampai seminggu, tergantung jenis upacaranya. Pada saat itu, tuan rumah benar-benar sibuk, bahkan harus libur bekerja.
Komang Supadmi, perempuan berputra satu yang akan diruwat ini mengaku heran soal pelaksanaan upacara ini apalagi biaya yang dikeluarkan besar dan membuat keluarganya sibuk. “Padahal aku merasa baik-baik saja. Kalau sering melawan kan karena marah saja,” katanya tentang perilakunya yang dianggap suka melawan itu.
Oleh suami dan mertuanya, Komang dianggap selama ini punya perangai yang suka melawan, egois, tidak bersahabat, dan suka marah. Nyaris tiap hari ia bertengkar dengan suaminya. “Saya takut kalau terus-terusan perilakunya begitu, akan terjadi musibah dalam keluarga,” kata Nengah Ariani, mertuanya.
Perempuan Bali yang menikah dengan pria Bali secara otomatis menjadi bagian keluarga laki-laki, baik fisik, tanggung jawab, dan keyakinannya. Pada beberapa kasus, ada pria yang masuk ke keluarga si perempuan, itu karena keluarga perempuan tidak mempunyai anak laki-laki. Hal ini tergantung personal dan negoisasi. Demikian tradisi keluarga Bali yang patriarkhi dalam hal perkawinan.
Demikian pula Komang Supadmi. Sang mertua merasa agak kecewa karena harus membuat upacara Nyapu Leger untuk menantunya kelak karena belum diupacarai oleh orang tua kandungnya ketika remaja. “Ini upacara besar, biayanya juga besar. Namun harus dilakukan,” kata Ariani.
Maka hari telah malam, kesibukan di rumah Ariani memuncak. Semua banten telah siap digunakan. Para seniman wayang juga bersiap membuat panggung untuk pertunjukkan wayang dengan judul Nyapu Leger, tokoh utamanya Dewa Siwa dan Sang Acintia.
Tumpukan belasan wayang kulit disiapkan. Batang pohon pisang sebagai penyangga. Kain putih yang dibentangkan akan menampilkan bayangan wayang dibantu kelir, cahaya dari tungku api yang digantung.
Sebelum diruwat wayang, Komang melakukan penyucian diri pada leluhurnya di tempat sembahyang keluarga (sanggah atau merajan). Jero Mangku Lanang Oka, pemimpin upacara ini yang juga akan tampil sebagai dalang wayang memanjatkan doa-doa berisi permohonan ijin melaksanakan upacara dan mohon keselamatan.
Setelah itu Komang dimandikan tirtha, air yang disucikan dengan doa dan bunga harum. Orang tua dan mertuanya memandikan Komang sambil berurai air mata. Suasana jadi mecekam, apalagi dilakukan malam hari. “Ayo Komang, sekarang berbenah diri jadi lebih baik ya. Semoga semua penderitaan berlalu, kita mulai hidup lebih baik,” ajak Ariani, mertuanya sambil menangis. Komang pun ikut menangis.
Prosesi ini memberi simbol penyucian diri dan melepas kemalangan yang ada sejak lahir. Karena itulah, sang pemimpin upacara memberikan nama baru untuk Komang, yakni Nyoman. Nama belakangnya tetap sama, Supadmi.
Saniscara Kliwon Wuku Landep adalah jatuhnya Tumpek Landep. Memuja Dewa Pasupati yang memberikan anugerah berupa senjata kehidupan, yakni pikiran. Karena itu, secara sederhana umat Hindu saat Tumpek Landep membuat sesajen untuk berbagai alat-alat dari besi yang biasanya dianggap penting atau sarana kerja dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya mobil, motor, komputer, cangkul bagi petani, dan lainnya.
Kecenderungannya, semakin mahal alat kerja, seperti mobil, maka sesajennya lebih besar. Kebiasaan ini makin mengaburkan makna penajaman pikiran saat Tumpek Wayang ini. Hal ini diakui Jero Mangku Lanang Oka, pemimpin upacara yang kerap diminta memfasilitasi persembahan umat saat Tumpek Landep. ”Tantangan umat Hindu makin besar, karena filosofi dan pengamalan agama makin kering. Tergantikan dengan teknis upacara yang bikin ruwet,” ujarnya dingin.


Sumber : balebengong.net

HOREE, ... AKU “TERBANG” DALAM AIR!


Masih banyak orang tua takut mengajak bayi nyebur ke kolam renang. Padahal, bermain air sungguh oke!Beberapa ahli seperti Laurie Lawrence , pelatih renang khusus bayi dari Amerika Serikat, maupun Huguette Harkins , pelatih renang bayi dari Melbourne, Australia, mengungkapkan betapa mudahnya mengajar renang pada bayi. Tak percaya kalau tak mencoba kan?Bangun dulu kepercayaanSebenarnya, kunci utama dalam mengajar bayi berenang adalah si kecil harus benar-benar menikmati pengalaman pertamanya di kolam renang. Sebab, ada juga bayi yang langsung takut begitu tubuhnya menyentuh air. Dibandingkan air bak mandinya, jumlah air di kolam renang tentulah luar biasa banyaknya. Tapi, bukan berarti Anda harus khawatir atau ragu-ragu untuk memulainya. Perhatikan sejumlah kiat berikut ini.Pertama-tama, Anda sendiri harus tenang dulu. Setelah itu, barulah Anda bisa mulai memperkenalkan dunia yang sama sekali baru bagi bayi Anda. Yang pasti, jangan serba terburu-buru. Biarkan saja si kecil menikmati tetesan demi tetesan air mengalir di tubuhnya. Juga, asah kepekaan Anda biar bisa pas dengan keinginannya. Biasanya, suasana yang rileks (tidak tegang) plus segudang kreativitas bisa jadi ‘magnet’ bagi si kecil untuk berlama-lama dalam air. Kalau ia sudah makin akrab dengan air, tidak sulit untuk mengajarinya berenang.Sebagai catatan, kepercayaan penuh amat berperan di sini. Bagaimanapun, bayi Anda akan mempercayakan diri sepenuhnya pada orang yang mengajaknya masuk ke air. Jika orang itu adalah Anda, ayahnya, maka mau tidak mau Anda menanggung beban yang cukup berat. Karena, salah strategi akan fatal akibatnya. Bisa-bisa si kecil malah jadi trauma dan makin susah diajak berenang.Setahap demi setahapMemperkenalkan dunia renang memang perlu dilakukan secara bertahap. Mulailah dengan mengajak anak bermain air di pinggir kolam dulu. Pukul-pukulkan air. Kalau ia masih kelihatan takut-takut dengan cipratan air itu, jangan paksa dia. Agar keberaniannya terpupuk, sesekali biarkan air kolam terpercik di wajah mungilnya.Begitu si kecil terlihat agak berani, barulah Anda gendong masuk ke dalam kolam. Biarkan si kecil merasa aman dan juga makin dekat dengan Anda. Lalu, ajak bayi Anda memukul-mukul permukaan air. Dengan begitu, percikan-percikan air akan membasahi kalian berdua. Bila Anda gemar bernyanyi, pastilah akan semakin menyenangkan. Irama kecipak air dan suara nyanyian Anda bisa membuat si kecil enjoy dan senang.Tahap selanjutnya adalah mengajarinya “melihat” dasar kolam. Ini memang tahap awal bagi si kecil untuk berani memasukkan kepalanya ke dalam air. Asal tahu saja, tahap ini perlu sebab ia harus menahan napas saat berenang kelak.Ingat ya, setiap tahap ini berlangsung sangat individual. Bisa berlangsung cepat, hanya sekali dua kali. Akan tetapi, bisa pula sampai beberapa kali. Jadi, Anda harus belajar mengenali kemampuan si kecil dan juga perlu ekstra sabar.“Horeee… Aku bisa terbang”Nah, begitu kepercayaan diri si kecil sudah tumbuh, ajak bermain di air. Biarkan ia jadi pesawat yang sedang mengangkasa. Caranya? Tengkurapkan si kecil. Sangga dadanya dengan telapak tangan kiri Anda, sementara perut dan kakinya dengan telapak tangan kanan. Pada awalnya, kedua siku lengan Anda sebaiknya agak menekuk dulu agar tubuhnya agak dekat dengan tubuh Anda. Dengan begitu, ia juga akan merasa aman. Katakan, “Horeee... Aku bisa terbang.”Secara perlahan-lahan, agak rentangkan kedua lengan Anda. Jadi, bayi Anda seolah-seolah melayang sendiri di atas air. Dalam posisi seperti ini, ia bisa merasakan adanya tekanan dari air. Nah, kalau sudah lebih berani lagi, minta si kecil membentangkan kedua tangannya. Kali ini, katakan saja, “Horeee... Aku jadi pesawat terbang.”Sebagai variasi, telentangkan si kecil di atas air. Caranya? Sangga bokong dan punggung dengan telapak tangan kiri, sementara sangga leher telapak tangan kanan. Biarkan ia tidur-tiduran selama beberapa waktu. Secara perlahan-lahan, lepaskan telapak tangan Anda yang menyangga bokong dan punggungnya. Dalam posisi ini, bayi Anda akan merasakan nikmatnya melayang di atas air.Bagaimana dengan kakinya? Biarkan kaki mungilnya bergerak sesukanya. Gerakan kaki yang “memukul-mukul” permukaan air seakan-akan jadi baling-baling yang mendorongnya bergerak maju di air.Nah, kalau ia sudah pintar melayang di air, barulah Anda pegang kedua tangannya sambil Anda berjalan mundur. Jika inipun sudah dilakukannya dengan piawai, lepaskan si kecil dan biarkan dia berenang sendiri.Bisa sehat, kuat plus pintarAnda ingin si kecil gesit bak lumba-lumba? Jangan ambisius dulu, dong! Sebab, tak semua anak bisa dengan mudah melayang di air. Ini benar-benar sifatnya individual. Yang paling penting adalah bukan soal ia pintar berenang atau tidak, melainkan proses belajar dan gerakan-gerakan yang dilakukan ketika belajar berenang.Yang pasti, gerakan yang dilakukan saat berenang akan memperlancar sirkulasi darah dan kerja organ-organ tubuhnya. Juga, otot-otot tubuhnya akan kian lentur dan kuat. Lalu, daya tahan tubuhnya jadi tinggi.Lalu, berenang juga sarana tepat untuk membentuk kepribadian. Biasanya anak yang belajar berenang akan tumbuh jadi anak yang pede , bahagia, mandiri, dan gampang menyesuaikan diri. Bukan cuma itu. Bermain air betul-betul membuatnya gembira.Keuntungan lain adalah, diduga gerakan anggota badan si kecil ketika berenang akan merangsang saraf-saraf tepinya. Kalau sudah begini, saraf di otak jadi aktif. Diharapkan, si kecil jadi lebih pintar deh.Dan yang paling penting adalah, kedekatan Anda dengan si kecil bisa terjalin kian erat. Semburan air dan canda ayah adalah kebahagiaan yang akan selalu melekat dalam ingatannya.Kalau berenang bersama si kecil memang begitu besar manfaatnya, mengapa Anda tidak mencobanya dari sekarang? Apalagi, olahraga ini memang relatif aman. Ketika berenang, berat badannya tidak disangga oleh dirinya sendiri, melainkan diambil alih oleh air. Itu sebabnya, ia bisa melayang alias mengapung. Ayo, tunggu apa lagi?

Sumber : Majalah Ayah Bunda

MEMBIASAKAN SI KECIL SEKOLAH DI TK


Anak Anda kini siap masuk TK? Berarti ia perlu dibiasakan menjalani kegiatan barunya. Perlu trik khusus untuk itu. Berikut ini pengalaman dua ibu saat mulai membiasakan buah hatinya menjalani rutinitas sekolah.Ariana Sandy (27 tahun)Ibu rumah tangga, ibu 1 anak Adakalanya Ia Malas SekolahTernyata tidak mudah membiasakan Rhea (4,5 tahun) bersekolah di TK. Apalagi, ia belum pernah mengikuti kelompok bermain. Rhea belum terbiasa bangun pagi, segera mandi, sarapan, dan bersiap-siap berangkat sekolah. Akibatnya, ia kerap menangis dan menolak berangkat sekolah.Tapi saya selalu berusaha membujuknya. Saya katakan bahwa sekolah itu menyenangkan. Di sekolah ia akan memiliki banyak teman dan bisa bermain bersama mereka.Saya ceritakan juga pada Rhea bahwa kakak sepupunya juga sekolah, memakai seragam, dan punya teman untuk bermain dan belajar. Rupanya, cerita saya cukup membangkitkan semangat Rhea. Akhirnya, ia mau sekolah.Hari-hari pertama di sekolah, Rhea selalu menangis. Dia tak mau ditinggal. Jadi saya harus menemaninya di dalam kelas. Padahal, orang tua tidak diperkenankan menunggui anaknya di dalam kelas. Untungnya, saya mendapatkan dispensasi dari wali kelas Rhea.Lambat laun Rhea terbiasa dengan kegiatan sekolah. Ia mulai mau saya tinggal, dan mulai punya banyak teman bermain.Untuk mendukung semangat Rhea yang mulai terbiasa sekolah, saya kerap menawarkan aneka bekal makanan menarik untuk dibawa ke sekolah. Rhea juga saya belikan tas sekolah yang menarik.Memang adakalanya Rhea malas sekolah, dengan mengatakan ia sedang sakit. Kalau sudah begitu, saya cek dulu, benar atau tidak? Bila benar, ya tidak usah sekolah. Tapi kalau ternyata tidak betul, saya akan membujuknya. Saya katakan, “Kalau Rhea mau sekolah, nanti Mama kasih hadiah.” Cara ini saya rasa cukup jitu, walau tidak sering-sering saya lakukan.Setelah hampir sebulan bersekolah, Rhea mulai terbiasa dengan kegiatan sekolah dan semakin mandiri. Ia pun mulai berani ikut mobil jemputan yang disediakan sekolah. Jadi, saya tak perlu lagi mengantar, menemani atau menjemputnya di sekolah.Zahrasari Lukita Dewi, Psi.Staf Pengajar Fakultas Psikologi, Unika Atmajaya-JakartaAjak dan Biasakan Anak Segera Mandi dan SarapanAnak usia TK (4 – 5 tahun) memang kerap belum memiliki kesiapan bersekolah sematang anak usia SD (6 tahun ke atas). Untuk itu, saat orang tua akan mengikutsertakan balitanya dalam kegiatan sekolah, mereka harus memilih sekolah dengan program yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak.Sekarang ini, banyak sekali jenis sekolah yang bisa dipilih orang tua. Misalnya, sekolah yang menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia hingga bahasa asing. Sekolah yang tidak terlalu besar hingga sekolah dengan halaman bermain yang sangat luas. Atau, sekolah yang berbiaya sedang-sedang saja sampai yang berbiaya mahal sekali. Setiap sekolah menyediakan program-program yang memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Pilihan tergantung selera orang tua. Namun, yang harus diwaspadai, cocok atau tidak dengan anak. Jangan sampai, orang tua sudah mahal-mahal membayar tetapi anak tidak mau sekolah karena merasa tidak enjoy .Ada baiknya, sebelum mengikutsertakan anak pada kegiatan sekolah, orang tua melakukan beberapa hal sebagai berikut:- Pastikan bahwa anak sudah siap mental untuk berpisah dengan orang tua. Ini agar anak tidak merasa sekolah sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan.- Mulai perkenalkan pada anak apa itu sekolah dengan cara yang menarik dan menyenangkan. Misalnya, dengan membawa si kecil ke sekolah yang nanti akan ia ikuti. Ceritakan bahwa ia akan bersekolah di sana . Dan ia akan bisa bermain dengan gembira bersama teman-teman, seperti yang dilihatnya di halaman sekolah.- Biasakan anak bangun pagi beberapa hari sebelum tiba hari sekolah. Ajak ia untuk segera mandi pagi dan sarapan. Dengan cara ini, secara bertahap anak akan terbiasa dengan kegiatan persiapan berangkat sekolah.- Orang tua juga dapat membuat anak senang sekolah dengan cara menyiapkan berbagai keperluan sekolah yang menarik. Misalnya, tas sekolah, wadah bekal makanan, tempat air minum, serta sepatu dan baju sekolah. Tak perlu mahal, asalkan bentuk dan warnanya sesuai dengan selera anak.- Siapkan pula aneka bekal makanan yang menarik.Saat hari pertama sekolah, tak ada salahnya orang tua menemani dan mengantar anaknya ke sekolah. Ajak anak mengenal guru-guru di sekolah, teman-teman baru hingga petugas sekolah. Setelah beberapa hari berlalu, anak akan mulai terbiasa dengan lingkungan sekolahnya yang baru, dan tidak perlu ditemani lagi.

sumber: Ayah Bunda

Sunday, June 22, 2008

Upacara Keagamaan Umat Hindu Di Bali

Bali, tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya saja. Selain itu, umat Hindu di Bali juga amat bersahaja. Mereka tak hanya ramah pada alam yang diwujudkan dengan upacara persembahan kepada Tumbuh tumbuhan (tumpek bubuh), kepada Hewan Peliharaan (tumpek kandang), Kepada Alat alat atau perkakas (Tumpek Landep) , juga upacara yang di tujukan untuk manusia dalam bentuk upacara tiga bulanan, upacara ngeraja atau akil balik, upacara potong gigi, pernikahan hingga upacara bagi umat yang meninggal dunia (ngaben). Terlebih lagi begitu banyak upacara yang dilakukan yang di tujukan kepada Sang Pencipta. Masyarakat Bali adalah masyarakat religius. Masyarakat Bali amat menghargai kehidupan yang diberikan Sang Pencipta. Hal tersebut sangat nyata terlihat dalam setiap aspek kehidupannya. Sejak dini mereka mulai memperkenalkan dan mengajarkan cara beryadnya pada anak keturunannya. Dari hal yang paling sederhana yang dapat dilakukan oleh anak anak mereka hingga hal ihwal upakara dan upacara yang sangat rumit. Dari banten saiban hingga upakara dengan jenjang yang makin rumit. Sebagai pemeluk agama Hindu, masyarakat Bali percaya akan adanya siklus hidup dan mati, yang dikenal dengan istilah samsara. Sehingga untuk menjaga harmoni hidupnya, mereka selalu mengadakan upacara keagamaan, sejak si jabang bayi masih dalam kandungan hingga meninggal dunia. Kesemuanya ini dilakukan untuk satu tujuan, menuju nirwana atau sorga.

Tuesday, June 17, 2008

KHAYANGAN LUHUR “BATU BELIG DAN GUNUNG KEREBAN”


PETIKAN DARI BABAD KHAYANGAN
Oleh I Gusti Ngurah Tantra, pengelingsir Puri Oka Tabanan

Tulisan singkat ini bertujuan untuk menggambarkan sebuah tempat suci yang diwariskan sejak abad ke 17 oleh Lelehur Puri Oka Tabanan, tepatnya pada tahun caka 1615 atau tahun 1693 Masehi, yang pada masa itu bertepatan dengan terjadinya perang saudara antara kerajaan Singgasana Tabanan dengan saudara tirinya yaitu Ida Cokorda Penebel yang berkedudukan di Penebel, yang berlangsung kurang lebih selama tiga tahun.

Khayangan yang diberi nama Gunung Kereban dan Batu Belig tersebut secara fisik memang berbeda tempat namun tetap merupakan satu kesatuan sejarah Puri Oka Tabanan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Secara Geografis, kedua Khayangan tersebut terletak kurang lebih pada posisi 08.27.00 LS – 115-08-05 BT tepatnya arah barat dusun Kelembang Desa Rejasa Kecamatan Penebel Kabupaten Daerah TK II Tabanan, Propinsi Daerah Tingkat I Bali.

Menelusuri sejarah awal keberadaan Khayangan Gunung Kereban memang tidak terlepas dari masa masa perang saudara antara Kerajaan Tabanan dengan Ida Cokorda Penebel. Pada masa itu, tersebutlah seorang Ksatria dari Kerajaan Tabanan yang bernama Ki Gusti Ngurah Made Oka yang merupakan Kompiang atau cicit dari Ratu Singgasana Tabanan ke XVI yang berstana di Puri Kaleran Tabanan. Dalam perjalanan menelusuri hutan rimba dari Antosari menuju Tabanan, Ki Gusti Ngurah Made Oka akhirnya tiba di hutan Pesagi. Dengan ditemani seorang Pemangku Cangkub yang berasal dari Desa Rejasa Kaja Kangin, beliau melakukan tapa semedhi. Dari hasi semedi tersebut, kemudian beliau melihat cihna berupa api yang menyembur dari sebuah batu besar yang diselimuti oleh lumut yang sangat licin atau belig. Melihat kenyataan api yang muncul dari batu tersebut, beliau sangat yakin bahwa batu itu adalah merupakan lingga Hyang Widhi Wasa. Maka beliau segera memerintahkan untuk mensucikan kawasan tersebut.

Setelah kawasan suci tersebut terwujud, Ki Gusti Ngurah Made Oka menyerahkan pemeliharaan serta pengelolaan Laba Khayangan yang beliau serahkan sebagai Kama Yadnya yang berupa karang sari dan karang tegal dengan luas keseluruhan mencapai 2.7 Ha kepada keluarga perarudan yang hingga kini keturunannya menjadi juru sapuh atau pemangku khayangan yang bertempat di wilayah Kelod kauh desa Rejasa serta ditempat itu pula beliau membuat bangunan khusus yang dipergunakan sebagai tempat beristirahat bila beliau berkunjung ke Khayangan.

Kemudian Ki Gusti Ngurah Made Oka melanjutkan perjalanannya menuju istana Tabanan dan setelah perang saudara usai, beliau diangkat menjadi Putra Pinupu oleh Ratu Singgasana Tabanan ke XXI karena Sang Raja belum memiliki keturunan dan Ki Gusti Ngurah Made Oka di beri jabatan sebagai Manca Puri serta dibuatkan sebuah Puri yang diberi nama Puri Kanginan dan selanjutnya disebut sebagai Puri Oka sesuai dengan nama pemiliknya yang terletak berhadap-hadapan dengan Istana Kerajaan Singgasana Tabanan. Adapun pada jamannya, letak Istana Kerajaan Singgasana Tabanan adalah berada di lokasi Bank BPD Tabanan saat ini dan Puri Oka pada jamannya terletak di komplek Pasar Tabanan saat ini.

Sebagai wujud sebuah Khayangan, sejak awal berdirinya Pura Batu belig telah memenuhi tapak mandala dimana Pelemahannya dilengkapi dengan Karang Kekeran Suci sebagai pelindung Khayangan. Adapun bangunan pokok serta bangunan penyangga yang terdapat pada khayangan batu belig adalah sebagai berikut:

1. Sebuah Menhir batu Nunggal yang merupakan Lingga Hyang Batu Belig
2. Lingga Hyang Dukuh Sakti, terletak dibelakang Lingga batu Nunggal.
3. Pesimpangan atau penghayatan Pura Puncaksari dan Tamba waras yang terletak pada pelataran sebelah timur lingga batu nunggal.
4. Meru tumpang tiga yang merupakan Linggih Ida Bhatara Kawitan Puri Oka Tabanan, terletak disebelah timur penghayatan Pura Puncaksari dan Tamba waras.
5. Menhir batu tumpang, yang merupakan Linggih dari Kerihinan Kawula Dewa Kaja Kangin Rejasa, yang menemani Ida Bhatara Kawitan saat melakukan semedhi, yang letaknya sejajar dengan Linggih Ida Bhatara Kawitan Puri Oka Tabanan.

Adapun hubungan antara Pura Khayangan Batu Belig dan Khayangan Gunung Kerban, adalah bagaikan dua sisi mata uang dan merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat terpisahkan. Khayangan Gunung Kereban adalah tempat Ida Bhatara Kawitan Puri Oka Tabanan melaksanakan tapa smedhinya kemudian mendapatkan cihna dan penganugrahan dari Lingga Ida Hyang Batu Belig.

Seperti yang telah tertuang dalam sloka dan kekawin, keberadaan suatu bangunan suci yang sejak dahulu kala telah dengan jelas diketahui keberadaan pemiliknya, setelah sang pemilik meninggal dunia maka bangunan suci itu harus diurus dan dipelihara oleh keturunannya yang masih hidup, apalagi bangunan suci tersebut berupa sebuah Khayangan yang didalamnya terdapat Lingga Gedongan berupa Meru Tumpang Tiga yang merupakan Linggih Ida Bhatara Kawitan Puri Oka. Sehinga dapat disimpulkan bahwa seluruh Pretisentana dari Ida Bhatara Kawitan Puri Oka Tabanan merupakan Pengemong Pura Khayangan Batu Belig dan Khayangan Gunung Kereban, seta bukan hanya sekedar penganceng karya petirtan.

Kenyataan inilah yang harus dipahami dan ditanamkan kepada seluruh Pretisentana dari Ida Bhatara Kawitan Puri Oka Tabanan agar mereka tetap merasa bertanggung jawab untuk memelihara, melestarikan dan menumbuhkan rasa memiliki yang kuat didalam jiwa mereka.

Karya Petirtan di Pura Khayangan Batu Belig dilaksanakan setiap 210 hari sekali, bertepatan dengan rahina Anggara Kasih Perangbakat. Dan adapun sarana upakara bebantenan yang di perlukan berdasarkan kebiasaan yang telah dilaksanakan turun temurun sejak dahulu, meliputi :

1. SAAT PIODALAN ALIT.
Sarana Upakara Bebantenan yang diperlukan adalah :

A. Dipelinggih Ageng, meliputi :

1. Suci asoroh
2. Dapetan Ayam Putih
3. Datengan ring sor, bebek bulu sikep.

B. Pemayasan, meliputi :

1. Suci
2. Dapetan
3. Prayascita
4. Sorohan pebia kalaan.


2. SAAT PIODALAN AGENG,
Sarana Upakara Bebantenan yang diperlukan adalah :

A. Ring Pangeliman Aya, meliputi :

1. Datengan
2. Guling Bebangkit
3. Gayah Senjata Lima
4. Sorohan
5. Selanggi 33

B. Ring Pelinggih Ageng, meliputi :

1. Taman Gembal
2. Tebu Sugih
3. Suci Asoroh
4. Tebasan Ageng saking Puri Oka

C. Ring Sanggar Surya, meliputi :

1. Suci Asoroh
2. Dewa Dewi

D. Ring Pangulapan, meliputi :

1. Pengrayunan
2. Catur
3. Prayascita Luwih
4. Gayah
5. Guling

E. Ring Pelinggih Suang Suang , meliputi :

1. Suci
2. Dapetan / Jerimpen

Demikian penjabaran singkat mengenai Pura Khayangan Batu Belig dan Khayangan Gunung Kereban beserta gambaran singkat mengenai pokok pokok sarana upakara bebantenan yang diperlukan disetiap petirtan, namun belum termasuk ulam serta olah-olahan sesuai dengan kebutuhan niskalanya.

Semoga penjabaran singkat ini bermanfaat dalam menambah khasanah dan wawasan berfikir bagi pretisentana Ida Bhatara Kawitan Puri Oka Tabanan sebagai pedoman untuk tetap menjaga, memelihara, melestarikan dan menumbuhkan rasa memiliki yang kuat terhadap warisan budaya yang sangat luhur dan tidak ternilai harganya ini.

Wednesday, June 11, 2008

JABATAN KOMANDAN LANUD WOLTER MONGINSIDI DISERAH TERIMAKAN.

Dispenau, 1/15/2008

Panglima Komando Operasi TNI AU (Pangkoopsau) II Marsekal Muda (Marsda) TNI Yushan Sayuti melantik dan mengukuhkan Letkol Pnb IGN Agung Arya Teja menjadi Komandan Lanud Wolter Monginsidi Kendari yang baru menggantikan Letkol Pnb Andi Heru, dalam suatu upacara militer di Lanud Wolter Monginsidi, Kendari (14/1).
Letkol Pnb I Gusti Ngurah Agung Arya Teja yang alumnus Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 1989, Lahir di Tabanan Bali sebelumnya menjabat sebagai Kepala dinas operasi (Kadisops) Lanud Husein Sastranegara Bandung. Sementara pejabat lama Letkol Pnb Andi Heru yang juga alumnus AAU tahun 1989, selanjutnya menempati pos baru sebagai Pabandyaops Sops Koopsau I di Jakarta.
Dalam amanatnya, Pangkoopsau II mengatakan, tugas Angkatan Udara dimasa mendatang akan semakin komplek. Untuk personel pangkalan udara Wolter Monginsidi adalah bagian dari kekuatan bangsa yang memiliki peran dan peluang yang sama dengan komponen masyarakat yang lain dalam rangka mewujudkan pertahanan dan keamanan.
”Sebagai salah satu komponen kekuatan bangsa, Angkatan Udara bersama komponen bangsa lainnya harus memainkan perannya secara profesional dengan demikian keberadaan Lanud Wolter Monginsidi di Sulawesi Tenggara ini, harus dapat dirasakan manfaatnya dan perannya yaitu untuk menjaga dan mempertahankan keutuhan dan kedaulatan negara dari berbagai ancaman yang ingin memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa”, tegasnya.
Beberapa saat kemudian, juga diserah terimakan jabatan Ketua PIA Ardhya Garini cabang 9 Daerah II Lanud Wolter Monginsidi dari Ny. Andi Heru kepada Ny. IG. Ngurah Agung Arya Teja yang disaksikan Ketua PIA Ardya Garini daerah II Koopsau II Ny. Elsyah Yushan Sayuti. ***Penkoopsau II

Tuesday, June 10, 2008

Seabad Budi Utomo - Tepatkah 20 Mei Jadi Harkitnas ?

Laporan Aboeprijadi Santoso (wartawan Radio Nederland) dari Jakarta. 21-05-2008 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyambut ulang tahun seabad Hari Kebangkitan Nasional Harkitnas tanggal 20 Mei kemarin, dengan seruan "Indonesia Bisa!". Kata-kata ini diserukannya sampai tiga kali untuk mengajak seluruh bangsa bersemangat optimistis. Celakanya, menjelang kenaikan harga BBM ini, khalayak umum malah menyindir Harkitnas sebagai hari keterpurukan nasional di bawah SBY-JK ("Susah Bbm, Ya Jalan Kaki saja!"). Koresponden Aboeprijadi Santoso pada perayaan harkitnas di museum sekolah kedokteran STOVIA di Kwitang, Jakarta mewawancarai sejarawan Rushdy Hussein.Sejarawan Rushdy Hussein menunjuk, hari lahir Boedi Oetomo 20 Mei 1908 pertama kali dirayakan pada tahun 1948, ketika Republik yang baru ini, terancam terpuruk akibat perpecahan. Kini, harkitnas jadi kontroversi. Presiden Soekarno pada tahun 1948 sudah mengimbau agar tanggal tersebut kelak ditinjau kembali. Jadi, 20 Mei belum tentu tepat sebagai lambang kebangkitan nasional.
Rushdy Hussein [RH]: Ya, hati saya juga melankolik dalam rangka peringatan 100 tahun ini. Sesungguhnya ada yang perlu kita garisbawahi. Kita itu melaksanakan peringatan baru 60 kali.Aboeprijadi Santoso [AS]: Artinya yang pertama kali tahun 1948.RH: Tahun 1948. Jadi, ketika itu Hatta baru saja diangkat sebagai perdana menteri, akhir bulan Januari. Amir Sjariffudin sudah selesai. Ketika itu golongan oposisi yang berseberangan dengan pemerintah mengadakan apa yang disebut FDR, Front Demokrasi Rakyat, yang menyatakan pemerintah salah jalan. Perjanjian Renville itu satu kesalahan besar yang merugikan republik.AS: Perjanjian Renville kan ditandatangani oleh Amir Sjariffudin, pemimpin FDR?RH: Betul. Amir Sjariffudin menyesal menandatangani hal tersebut. Karena itu memperburuk keadaan. Membuat sebetulnya keadaan republik ini sudah jatuh ketiban tanggal pula. Jadi pada saat itu ada eksponen para elite Indoneisa awal, adalah Ki Hadjar Dewantoro, pendiri Indische Partij dan satu lagi adalah dokter Radjiman. Keduanya itu menghadapi menteri PDK Mr. Ali Sastroamidjojo, membicarakan keterpurukan republik pada tahun 1948. Dan rupa-rupanya hal itu dibawa kepada Bung Karno dan Perdana Menteri Hatta. Lalu mereka mencari acuan supaya bangsa ini bisa termotivasi, mau menyatukan pikiran. Karena republik pada tahun 1948 di pinggir jurang. Seperti telor di ujung tanduk. Dan memang dalam proses kita akan ditiadakan oleh Belanda yang sudah bekerjasama dengan negara-negara bagian, tentunya ya. Kemudian dicarilah dan disepakati bahwa peristiwa lahirnya Boedi Oetomo tanggal 20 Mei 1908 diangkat sebagai hari kebangunan nasional. Dan proses selanjutnya adalah membentuk panitia, ketuanya adalah Ki Hadjar sendiri dan anggotanya semua partai politik. Dengan harapan partai politik yang lagi bertengkar ini di dalam wadah itu bisa memiliki kesatuan pendapat melawan Belanda. Misalnya wakil Ki Hadjar adalah Tjoegito, PKI, kemudian dari Masyumi juga, dari PNI, alhasil acara itu diselenggarakan tingkat nasional dan internasional. Di Surakarta itu ada satu monumen, namanya Patung Lilin, Persatuan Partai Politik Indonesia. Kumpulan partai-partai politik. Tugu Lilin itu pada tahun 1933 dilarang oleh Belanda. Nah, tahun 1948 ini menarik, ketika kita dalam situasi yang mencekam, di Solo itu banyak pasukan Hijrah, Siliwangi dan sedikit banyak terjadi konflik juga dengan pasukan yang ada di sana. Itu bisa mengadakan satu pawai bersama. Mengadakan acara-acara pertandingan- pertandingan, ziarah ke makam-makan. Alhasil 20 Mei tahun 1948 itu ada citra barulah, pemikiran-pemikiran baru.Nah, yang perlu dipertanyakan adalah kenapa Boedi Oetomo. Yang menarik adalah ketika resepsi malam hari, Bung Karno berpidato yang namanya satu machtspolitiek, bagaimana kita menghidupkan semangat politik golongan rakyat untuk melawan Belanda.AS: Machtspolitiek, politik kekuasaan?RH: Politik kekuasaan dan tentu bagaimana persatuan. Persatuan kesatuan ini menjadi begitu penting pada saat itu ya. Karena kita tidak memiliki apa-apa kecuali persatuan. Tapi dia menggarisbawahi, andaikata bisa diselenggarakan peringatan kebangkitan nasional ini pada tahun-tahun mendatang, cobalah dievaluasi setiap 10 tahun. Maksudnya tentu, apakah benar mengambil angka 20 Mei itu, artinya lahirnya Boedi Oetomo itu tepat. Itu yang dia mau bicarakan. Dan rupa-rupanya kita lupa, sampai hari ini tetap saja secara tradisional menggunakan istilah itu kan lahirnya Boedi Oetomo. Ini menimbulkan polemik sekarang-sekarang ini. Setelah zaman Reformasi, apa betul?AS: Kira-kira menurut Bung Karno apa yang layak merupakan lambang kebangkitan nasional?RH: Itu dia mengkaitkan dengan lahirnya elite Indonesia moderen. Sebelum abad ke 20 perjuangan kita bersifat kedaerahan, bersifat kekuatan fisik tanpa memperhitungkan kekuatan otak. Jadi hanya otot yang dipertaruhkan.AS: Cara tentaralah, ya?RH: Tentara. Dan orang lupa, perjuangan fisik dengan menggunakan senjata moderen, itu baru sebatas otot, belum otak. Tapi 1908 senang atau tidak senang itu sudah menggambarkan bahwa otak Gerakan etis itu antara lain dengan warna-warni ereschuld itu memunculkan satu peristiwa besar, yaitu pendidikan bagi semua orang di Hindia. Tanpa pilih bulu. Dan pendidikan itulah sebetulnya yang menyadarkan orangKeterangan gambar : peringatan Kebangkitan Nasional pertama tanggal 20 Mei 1948

Wednesday, June 4, 2008

BBM Naik (Lagi) !!

Dalam kegalauan hati karena kenaikan harga BBM yang di barengi dengan kenaikan harga harga kebutuhan pokok, hari hari terasa sangat menyesakkan dada. Namun ditengah kegalauan itu masih ada senyum lebar dibibir karena membaca puisi lucu yang ternyata dikirim oleh my beibeh ke email adress ku.....

BBM naik (lagi)...

membuat aku serba silalahi,
hidup tambah simanungkalit,
pendapatan manurung,
sihotang di mana-mana,
tak ada lagi harahap.
Rakyat miskin sudah pangaribuan,
anak nangis marpaung-marpaung,
otak sudah sitompul.
keadaan makin ginting,
usaha panjaitan sudah bangkrut,
kepala pusing sibutar-butar,
rambut rontok nyaris poltak,
tapi kita harus sabar sitorus,
mintalah parlidungan
supaya bonar-bonar selamat
.... buteeeeeeeeet dah!
Akhhhhhhhh,
walau duit semakin Pakpahan
Dan hati ni mulai sirait,
tetaplah kita mesti togar
Sekali kali kita carilah perangin-angin yang siregar
Biar kita tidak manurung terus

thanks beibeh,....ternyata ditengah kegalauan hati masih ada secercah senyum yang menyejukkan.

love & kiss to my beibeh

APBN dan harga minyak dunia

Ekspor minyak mentah Indonesia dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) saat ini adalah 927.000 barrel/hari (= 53,8 juta kilo liter/tahun = 927.000 x 159 liter x 365 hari). Masih jauh lebih besar daripada jumlah BBM yang disubsidi dalam RAPBN yaitu 35 juta kilo liter per tahun. Tetapi, mengapa ketika harga minyak dunia naik ternyata pendapatan tambahan dari ekspor minyak mentah 53,8 juta kilo liter/tahun tersebut tidak dapat menutupi subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang konon hanya 35 juta kilo liter? Sungguh tidak masuk akal sehat.Ketika harga minyak dunia naik pemerintah hanya mengembar-gemborkan kenaikan subsidi BBM. Tetapi, bagaimana dengan pendapatan tambahan dari ekspor minyak mentah Indonesia yang naik lebih besar daripada subsidi tersebut? Dari perhitungan sederhana: ketika harga minyak dunia naik US$ 30/barrel maka pendapatan pemerintah dari ekspor minyak akan naik Rp 93 trilyun/tahun (= 927.000 barrel/hari x 365 hari x US$ 30 x Rp 9.200). Sedangkan subsidi BBM paling-paling hanya naik Rp 60 trilyunan sehingga mustinya anggaran pemerintah/APBN tidak akan defisit. Bahkan masih surplus sebesar Rp 33 trilyunan pada saat harga minyak mentah naik US$ 30/barrel.Saat ini ketika bumi Indonesia masih menghasilkan minyak saja rakyat Indonesia sudah dibebani dengan 100% kenaikan harga minyak dunia (tanpamemperhitungkan/dipotong pendapatan tambahan dari ekspor minyak mentah Indonesia). Apalagi 10-20 tahun lagi ketika Indonesia menjadi 100% net importer minyak dunia. Bisa-bisa rakyat Indonesia akan dibebani 2-3 kali lipat dari kenaikan harga minyak dunia. Sangat setuju kalau pemerintah Indonesia menggalakan penghematan BBM. Tetapi, bukan dengan cara menaikkan harga BBM seolah-olah RAPBN defisit akibat kenaikan harga minyak dunia. Bukankah hasil ekspor minyak mentah Indonesia itu juga kekayaan milik bangsa Indonesia yang mustinya dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia. Kalau ada untung/pendapatan tambahan dari ekspor minyak mentah yang naik mustinya pendapatan tambahan tersebut juga diteruskan kepada rakyat Indonesia.

(disadur dari berbagai sumber)